Mabda’ Siyasi (pondasi) politik PKB , berjumlah 9 seperti jumlah
bintang yang terdapat di lambang partai. Isi pokok-pokok mabda’ Siyasi PKB
yaitu ;
1. Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI
* mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, adil, makmur ,
sejahtera, bermartabat dan sederajat dengan bangsa lain di dunia serta
pemerintahan NKRI
2. Cita-cita PKB tentang Bangsa
Bangsa yang dicita-citakan PKB adalah bangsa yang :
- Terjamin HAM
- Dapat dipercaya setia dan tepat janji
- Mampu memecahkan masalah sosial yang dihadapi
- Bersikap dan bertindak secara adil dalam segala hal
- Suka tolong menolong dalam kebijakan
- Konsisten menjalankan yang telah disepakati bersama
- Menegakan prinsip musyawarah
- Meletakan persamaan derajat di depan hokum
3. Misi utama dan Pilihan pendekatan
Mewujudkan tatanan masyarakat yang beradab sejahtera lahir dan
batin bagi setip warga negara. Pola pendekatan yang dilakukan adalah amar
ma’ruf nahi munkar. Ciri-ciri masyarakat yang beradap yaitu terpelihar jiwa
raga, terpenuhi kemerdekaan dan terpenuhinya hak-hak dasar manusia.
4. Kekuasaan sebagai alat Perjuangan
Fakta menunjukan, selama masa orde baru , kaum NU seakan anak yang
tidak diinginkan. Guru ngaji diawasi, mengisi pengajian harus lapor polisi dan
masah banyak lainnya. Akan tetapi, sewaktu Gusdur menjadi Presiden , semua
orang tiba-tiba mengaku NU, mengelu-elukan NU dan bangkitlah martabat warga NU.
5. Kekuasaan sebagai Amanah Allah
Kekuasan memang melenakan , sperti Fir’aun yang mengaku Tuhan
karena berkuasa yang begitu lama. Dalam Al-Qur’an Allah Berfirman “sungguh
manusia akan menjadi semena-mena manakala merasa dirinya berkuasa”. Firman
lainnya Allah mengatakan “katakan(wahai Muhammad) Allah-lah Maha raja-raja, yang
memberikan kekuasaan kepada orang yang dikehendaki dan mencabut kekuasaan dari
orang yang dikehendaki”.
Atas dasar itulah PKB memandang bahwa kekuasaan adalah amanat
Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan kelak dihadapn-NYA.
6. Kekuasaan untuk Rakyat
Sesuai slogan demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, dan
seharusnya kekuasaan digunakan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan dan
kemakmuran rakyat. Agar kekuasaan bisa dikontrol, maka harus dibatasi dan
dijalankan seuai institusional.
7. Pancasila sebagai Asas dan Ukhuwah sebagai Jiwa Perjuangan
Mengapa Pancasila bukan Islam yang menjadi asas??
Karena kita hidup di NKRI dengan beragam suku, ras, agama, budaya.
Hal ini yang dijadikan dasar oleh para Founding Fathers untuk merumuskan
Pancasila sebagai Dasar Negara RI.
Dalam sejarah ada pemaksaan Islam menjadi dasar negara melalui
‘Piagam Jakarta’ dalam sile pertama (Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) hal tersebut justru mengancam perpecahan
dimana-mana. Dari sisi agama akan ada reaksi keras dari non-muslim. Atas dasar
ini dalam tradisi NU ada 3 konsep untuk menjalin hubungan antar warga ;
mengembangkan tali persaudaraan antar sesama dengan ikatan keagamaan (ukhuwah
diniyah), kebangsaan (ukhuwah wathoniyah) dan kemanusian (ukhuwah insaniyah).
8. Partai Politik bercorak Humanisme Religius
Ada 3 komunikasi yang melingkupi manusia dalam kehidupannya ;
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam.
Politik bagian dari hubungan manusia dengan sesama manusia(insaniyah). Dengan
prinsip Insaniyah, PKB menegaskan bahwa dalam setiap mengambil kebijakan maupun
langkah politik berlandasan nilai-nilai Islam.
9. PKB sebagai Partai Terbuka dan Independen
Menjunjung tinggi ke-Bhineka Tunggal Ika-an masyarakat Indonesia ,
PKB membuka seluas-luasnya bagi berbagai kalangan untuk bergabung menjadi kader
PKB serta membesarkannya tanpa harus membedakan suku, bahasa, agama dan budaya.
Independen disini bukan berarti siapa saja boleh intervensi dan mengatur
seenaknya, hanya orang PKB-lah yang berhak mengatur PKB.
#sumber dari : Pelatihan bagi Kader Militan PKB ; Andi M. Ramly